Selamat Datang

I Wayan Mudita Berbagi adalah situs untuk berbagi mengenai segala sesuatu yang saya harapkan dapat bermanfaat bagi orang lain. Terutama untuk berbagi informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai dosen. Selain itu juga untuk berbagi mengenai segala sesuatu yang saya minati yang mungkin dapat bermanfaat bagi yang memerlukan. Tampilan blog saya rancang sesederhana mungkin untuk memudahkan menemukan informasi yang diperlukan. Di bawah judul blog saya sajikan menu untuk mengakses informasi sesuai dengan judul menu. Di beranda saya sajikan posting yang ditampilkan berurutan dari terbaru ke yang lebih lama. Pada bilah kiri dan kanan saya sajikan tautan untuk mengakses informasi dalam kategori tertentu yang relevan dengan tema blog. Silahkan klik halaman Mengenai Blog Ini untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai blog ini. Saat ini blog ini sedang saya kerjakan. Mohon berkenan untuk berkunjung kembali pada waktu yang akan datang.

27 July 2022

Si Ini Si Itu: Dari seharusnya memudahkan menjadi membingungkan dan melelahkan

Era IT seperti sekarang ini, semua menjadi serba sistem. Semua mestinya tahu, arti kata sistem itu sebenarnya apa. Kamus Oxford memberikan dua arti utama terhadap kata sistem. Arti pertama adalah sekumpulan sesuatu yang bekerja bersama sebagai bagian dari suatu mekanisme atau dari suatu jejaring yang saling terhubung. Arti kedua adalah sekumpulan prinsip atau prosedur yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu, suatu kerangka kerja terorganisasi atau metode. Tapi semua juga tahu, kenyataannya tidak seperti itu. Kenyataannya adalah berbagai sistem dibangun untuk melakukan satu hal secara terpisah. Tidak percaya, cek saja ada berapa Si yang harus Anda hadapi dalam melaksanakan tugas Anda.

Gara-gara menjamurnya sistem maka kata sandang 'si' yang dahulu biasanya digunakan untuk menyebut nama orang, menjadi populer kembali. Dulu ada Si Budi, Si Tono, dan si-si lainnya. Juga Si Buta dari Goa Hantu.  Sekarang Si Buta hadir sebagai Sibuta. Singkatan dari Sistem Buka Tahunan a.k.a Sistem Bukan Serta Merta alias sistem bukan real time. Maklum, sistemnya tidak bisa diakses setiap saat, melainka  hanya sewaktu-waktu ketika sedang dibuka. Di waktu lainnya, hanya mejeng tak bisa diakses. Yang terlambat tahu waktu aksesnya akan ditinggalkan begitu saja.  Sibuta lainnya hadir dengan cara berbeda. Menanyakan banyak hal, tetapi tanpa panduan bagaimana harus menjawab pertanyaannya. Menanyakan nama lengkap misalnya, tanpa keterangan apakah nama lengkap itu artinya tidak ada bagian nama yang disingkat atau nama yang disertai lengkap dengan gelar. Padahal, Google Formulir yang bisa dibuat gratis itu saja, memberikan opsi untuk memberikan keterangan mengenai cara menjawab suatu pertanyaan.

Sistem artinya saling terkoneksi satu sama lain. Setidaknya begitu yang diajarkan oleh dosen mata kuliah ekologi ketika saya menyelesaikan S1. Dari istilah sistem itu lahir istilah ekosistem yang dipelajari dalam ekologi. Dalam ekosistem semuanya saling berhubungan. Tapi dalam sistem jaman Sibuta ini, setiap organisasi berlomba-lomba membuat sistem yang saling tidak terhubung satu sama lain. Setiap pegawai kemudian diberikan nama pengguna (username) dan sandi (password) yang tidak bisa diubah. Maka pegawai yang harus menjadi pengguna wajib menyimpan sekian banyak nama pengguna dan sekian sandi. Syukur kalau si pengguna telaten, kalau tidak maka setiap saat bisa kehilangan akses. Karena melupakan nama pengguna dan sandi, atau bahkan tidak menyimpannya sama sekali. Ketika kemudian Sibuta tidak mampu berkinerja sebagaimana yang diharapkan, pegawailah yang disalahkan. Dibilang buta teknologi segala. Padahal yang sebenarnya buta ya sistem itu sendiri.

Belum lagi sistem yang dibuat entah karena ada niat cari muka dari pengembangnya, lantas menamai sistemnya Sirika a.k.a. Sistem Cari Muka. Sirika ini memang berbeda dari Sibuta. Sirika siap diakses setiap saat. Hanya saja, kapanpun diakses, yang tampil memenuhi layar adalah banner foto bos. Atau selamat ini-itu untuk bos. Mulai dari selamat ulang tahun sampai selamat dapat mantu. Untuk masuk, pengguna perlu mengklik tombol banner yang disembunyikan sedemikian rupa. Sehingga cukup lama harus menatap foto bos. Ketika berhasil masuk dan melakukan penelusuran, yang ditemukan juga tak kurang dari kumpulan foto tanpa judul dan kumpulan file PDF tanpa keterangan apa-apa, selain nama file yang tidak cukup mampu untuk mengindikasikan file itu isinya apa. Padahal, kalau sekedar untuk memamer foto, kenapa tidak di Instagram saja. Dan kalau untuk menyimpan file, kenapa tidak di Google Drive saja. Mungkin bukan si bos yang suka pamer, melainkan pengembang Sirika yang memang doyan cari muka. Bukannya membangun sistem untuk mendukung pelayanan, justru menghasilkan sistem yang menjauhkan.

Ketika pandemi Covid-19 masih melanda yang menyebabkan terjadinya mendadak daring itu, banyak yang menjadi korbannya. Yang di pusat sana mengundang rapat daring ribuan orang dari sluruh pelosok negeri. Berlagak sudah mempunyai sistem yang canggih. Dipikirnya sistemnya seperti media sosial, yang bisa diakses dengan mudah itu karena servernya di memang terdistribusi di awan. Belum lagi soal jaringan Internet yang belum merata di seluruh negeri. Padahal sistemnya terpasang hanya pada server tunggal dengan kuota koneksi terbatas. Akibatnya, tidak semua yang diundang dapat masuk. Maka mereka yang tinggal di pelosok pun menjadi semakin tertinggal. Atau memang sengaja ditinggalkan. Pada akhirnya, teknologi informasi menjadi diktator. Bukan lagi nanti, seperti dikatakan oleh Yuval Noah Harari, tapi sudah sejak hari ini. Bahkan mungkin sejak teknologi itu diciptakan. Sebab teknologi adalah bagian dari perlombaan global.


No comments:

Post a Comment